Tuesday, October 5, 2010

MEMBANGUN KOLEKTIFITAS


Pengantar Demokrasi menjadi kata yang tidak asing ditelinga kita dan seluruh rakyat. Pun dalam memaknai secara umum arti kata "demokrasi" yang berasal dari bahasa yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik, praktek politik dan organisasi....!!!

Jadi yang menjadi pokok pembahasan penting dalam demokrasi adalah bagaimana proses pengambilan keputusan, melaksanakan dan mengontrol keputusan tersebut. Tidak saja dalam sebuah pemerintahan/Negara, namun juga dalam semua kelompok masyarakat, organisasi massa dan organisasi politik. Demokrasi mengedepankan dikusi dan melibatkan anggota dalam mengambil keputusan, melaksanakan maupun mengontrolnya.

Menilik sejarahnya “demokrasi” sebenarnya telah ada sejak masyarakat komunal primitive itu ada, dimana keputusan-keputusan telah dibuat secara bersama. Kehidupan demokrasi zaman komunal primitive telah melahirkan watak “kolektif”, berdisiplin dan bersetia kawan. Namun seiring perkembangan masyarakat, demokrasi telah “dimatikan/dihilangkan” oleh kekuasaan absolute feodalisme (kekuasaan mutlak tuan tanah). Dalam zaman feodalisme Raja (yang merupakan perwujudan dari tuan tanah) berkuasa penuh dan tidak bisa dilawan segala keputusannya (biasanya dalam bentuk “titah” atau perintah). Demokrasi kembali dilahirkan oleh masyarakat borjuis (pemilik modal) Barat/eropa dalam melawan kekuasaan absolute feodalisme untuk bisa mengembangkan modal mereka. Karena demokrasi ini dilahirkan oleh masyarakat/kaum borjuis yang memiliki pandangan hidup untung-rugi, maka prakteknya pun siapa yang punya uang dialah pemegang kekuasaan, berkorban sedikit untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Demokrasi ini (sering disebut demokrasi liberal) telah melahirkan sebuah watak individualis dan “kleptokrasi” (mencuri/mengambil milik orang lain-salah satunya adalah korupsi).

DEMOKRASI BORJUIS VERSUS DEMOKRASI KLAS BURUH

Dalam perkembangan demokrasi dewasa ini, masyarakat kita terhegemoni (dikuasai) oleh pola atau cara-cara dari praktek demokrasi kaum borjuis, yakni praktek demokrasi liberal. Penganut paham liberal adalah individualis. Ini tidak mengherankan, karena intisari dan tujuan liberalisme adalah kebebasan individu. Artinya, kebebasan menurut paham liberal adalah milik setiap individu, bukan kolektif.

Praktek dan cara ber”demokrasi” dalam organisasi juga telah dikuasai oleh watak borjuis yakni perhitungan untung-rugi, memakai kekuatan uang untuk berkuasa bahkan memakai kekuatan fisik untuk memaksakan pendapat maupun untuk berkuasa, tidak mendasarkan pada tujuan organisasi, tidak mendasarkan pada kepentingan besar rakyat, dan tidak mendasarkan kondisi obyektif serta subyektif yang terus berkembang. Praktek ini bisa kita lihat dibanyak organisasi massa atau organisasi politik yang ada saat ini, pun ternyata juga menghinggapi dan dipraktekkan oleh organisasi massa atau organisasi politik yang menyatakan dirinya bagian dari gerakan rakyat untuk perubahan sejati.

Artinya organisasi kita-pun bisa punya potensi berbuat seperti itu, kalau kader-kadernya tidak memiliki kesadaran dan pemahaman akan watak klas buruh, pendirian kelas buruh, tanggung jawab kelas buruh serta demokrasi ala klas buruh. Lalu, Bagaimana demokrasi ala klas buruh?

Demokrasi proletar/buruh Melandaskan pada kepentingan Klas Buruh(rakyat tertindas), bukan perhitungan untung-rugi individu. Demokrasi klas buruh adalah perdebatan yang didasarkan atas analisa kondisi obyektif dengan menggunakan teori saling berhubungan, teori kontradiksi (pertentangan), teori perubahan dan perkembangan. Tidak ada sesuatu yang ada secara materiil didunia ini berdiri sendiri, semuanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bertentangan dan bergerak maju menuju kualitas baru. Demokrasi klas buruh adalah Perdebatan yang menggunakan argumentasi dan alasan yang ilmiah, rasional dan obyektif, bukan perdebatan yang memakai argumentasi “asal beda”, “asal keras”, “asal serang” dan asal-asalan tanpa melihat subtansi perdebatan.

Demokrasi klas buruh adalah pengambilan keputusan dengan perdebatan yang menempatkan orang-orang pada posisi yang setara. Tidak ada yang lebih hebat dan kuat, apapun jabatannya dalam organisasi. Demokrasi klas buruh tidak mempersoalkan siapa yang bicara, tidak menyerang individu yang menyampaikan pendapat tapi inti persoalan. Individu bisa “diadili” pada forum organisasi (biasanya pada evaluasi atau oto kritik) bila telah menyangkut pelanggaran prinsipil organisasi dan korupsi, pada kesalahan kerja adalah kesalahan kolektif. Demokrasi klas buruh adalah pengambilan keputusan yang tidak dipengaruhi dan ditentukan oleh kekuatan uang, tidak ditentukan oleh satu orang saja bahkan tidak ditentukan oleh kekuatan fisik dari kelompok tertentu. Namun ditentukan oleh kesepakatan bersama atas kesimpulan bersama dari perdebatan-perdebatan tersebut.

Demokrasi klas buruh dalam organisasi massa atau serikat buruh bisa berjalan dengan baik bila para anggota memahami akan tujuan dan kepentingan organisasi. Memahami kepentingan klas buruh harus disandarkan pada kesadaran kita sebagai individu pada watak klas buruh. Dimana Seorang pribadi dalam barisan klas buruh harus memiliki ketentuan-ketentuan :

  1. Jujur kepada Rakyat dan organisasi, (tidak ada yang dirahasiakan kepada organisasi).
  2. Bersatu, Memelihara Persatuan didalam organisasi yang melandaskan atas prinsip-prinsip pembebasan Kelas buruh dari penghisapan, bukan sekedar atas dasar hubungan baik personal atau tahu sama tahu.
  3. Berdisiplin, taat pada aturan dan ketentuan organisasi, melaksanakan tanpa syarat keputusan organisasi (berdiskusi dan terlibat evaluasi), tidak liberal dan berbuat semaunya sendiri.
  4. Bersetia Kawan, Memperhatikan kehidupan kawan kolektif seperti memperhatikan dirinya sendiri.
  5. Bersedia Berkorban, dalam upaya menggulingkan kekuasaan kapitalis dan merubahnya menjadi system baru diperlukan banyak pengorbanan dalam kehidupan pribadi kader/anggota. Bukan hanya berkorban nyawa, tetapi korban dalam kehidupan sehari-hari untuk kerja-kerja organisasi.
  6. Tidak melakukan hal-hal yang dipandang jelek/buruk oleh Rakyat. Bagaimana kader atau anggota organisasi massa klas buruh apabila kelakuan personalnya dibenci oleh orang sekitarnya karena praktek hidup yang bertentangan dengan budaya massa. Bagaimana kader/anggota bisa berpropaganda dan jadi tauladan bila keberadaanya sudah tidak menarik simpati massa. Bahkan dalam suatu keluarga-pun dimana kader/anggota itu berada perlu menunjukkan sikap dan tindakan yang dipandang baik sehingga mendapat dukungan untuk bergerak. Tindakan yang tidak berkenan dimassa bisa membuat massa itu lari dari semua program yang dibuat oleh organisasi.

Watak klas buruh tidak begitu saja lahir dalam induvidu pejuang rakyat, bahkan dari orang yang bekerja sebagai kaum buruh sekalipun. Watak klas buruh harus diasah dan diperdalam dengan memperdalam teori perjuangan klas, mempertinggi praktek berorganisasi dan perjuangan rakyat. Watak klas bisa diukur dari praktek keseharian individu baik dalam berorganisasi maupun dalam berinteraksi dalam masyarakat. Watak kelas buruh dari individu ini tidak berdiri sendiri, dia harus dijadikan watak kelas dalam organisasi massa.

WATAK KELAS BURUH DARI INDIVIDU AKAN BERKURANG KEKUATANNYA ATAU BAHKAN TIDAK MENJADI SEBUAH KEKUATAN PERJUANGAN KELAS BURUH, TANPA PENDIRIAN TEGUH KELAS BURUH YANG DIMILIKINYA DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PERJUANGAN KELAS BURUH YANG DIIKAT DALAM MEKANISME KERJA ORGANISASI. SALAH SATU MENJALANKAN MEKANISME ORGANISASI ADALAH DEMOKRASI INTERNAL ORGANISASI.

Nah, makanya demokrasi yang kita bangun dalam organisasi massa Serikat Buruh haruslah demokrasi klas Buruh dengan mempraktekkan watak klas buruh dan tanggung jawab terhadap perjuangan kelas. Watak klas buruh memandu kita agar kita tidak melakukan politicking(pura-pura) pada kawan, menipu kawan dan tidak percaya pada kawan.

“Jangan lihat siapa yang bicara, tapi dengar dan nilailah isi pembicaraanya”

Demokrasi proletar dalam KOLEKTIFITAS

SEKEDAR MENGINGATKAN, BAHWA DEMOKRASI KLAS BURUH DAN KOLEKTIFITAS ADALAH SATU KESATUAN DALAM MENJALANKAN ORGANISASI YANG MODERN DAN MENUJU PERUBAHAN KUALITAS YANG BARU LEBIH BAIK. KOLEKTIFITAS YANG PALING SEDERHANA ADALAH BAHWA SEMUA KERJA DIPOROSKAN/DIPUSATKAN DALAM ORGANISASI. TENTUNYA SESUAI DENGAN LEVEL DAN TUGAS KITA ADA DIMANA, NAMUN UNTUK LEBIH BISA MEMAJUKAN KERJA KOLEKTIFITAS KITA BISA MEMAKAI PRINSIP SEBAGAI BERIKUT :

  • KOORDINASI, KOMUNIKASI AKTIF ANTAR KADER DAN RAPAT-RAPAT ORGANISASI SESUAI FUNGSINYA, SEPERTI:PLENO,KOORDINASI DAN HARIAN.kADER/PENGURUS BEKERJA DAN BERTANGGUNG JAWAB PADA FUNGSI DAN TANGGUNG JAWABNYA.
  • ADANYA KRITIK DAN OTO KRITIK.
  • MENYUSUN PROGRAM SESUAI PRIORITAS DENGAN MEMADUKAN SITUASI UMUM, PROGRAM UMUM, DAN PROGRAM TUNTUTAN MASSA.
  • INDIVIDU TUNDUK PADA ORGANISASI,KEPENTINGAN ORGANNISASI DIDAHULUKAN DARIPADA KEPENTINGAN INDIVIDU.
  • MINORITAS TUNDUK PADA MAYORITAS, DENGAN MEMBERI RUANG UNTUK MINORITAS MEMPERJUANGKAN GAGASAN DAN PADA SITUASI YANG TEPAT BISA SAJA GAGASAN MINORITAS DIPAKAI SEBASGAI KEPUTUSAN MAYORITAS.

PRAKTEK DEMOKRASI KLAS BURUH DAN KOLEKTIVITAS BUKANLAH DENGAN TAHU SAMA TAHU ANTAR AKTIFIS ATAU PENGURUS, NAMUN HARUS DIBANGUN MEKANISME KOLEKTIVITAS DALAM ORGANISASI. DEMOKRASI KLAS BURUH DAN KOLEKTIVITAS BUKANLAH KONSPIRASI(PERSENGKONGKOLAN) YANG TIDAK ADA LANDASAN PRINSIP DAN HANYA MENGANDALKAN PEMBENARAN-PEMBENARAN UNTUK KEUNTUNGAN SEGELINTIR ORANG. KOLEKTIFITAS DIBUTUHKAN KEPERCAYAAN ANTAR INDIVIDU, TETAPI KEPERCAYAAN YANG TERUKUR OLEH PRAKTEK KERJA DAN KOMUNIKASI.

Penutup

DEMOKRASI KLAS BURUH DAN KOLEKTIVITAS MEMERLUKAN SEBUAH PEMAHAMAN TEORITIS DAN PRAKTEK YANG SEIMBANG TERHADAP TUJUAN DAN PRINSIP SERTA PROGRAM TAKTIK ORGANISASI DIPANDU DENGAN INDIVIDU YANG MEMILIKI WATAK KLAS BURUH.

KEHENDAK PERUBAHAN DALAM DIRI KITA, YANG MEMAHAMI BAHWA ORGANISASI SEBAGAI ALAT YANG HARUS DIPERKUAT, DIPERTAJAM DAN DIPERBESAR MAKA MENJADI KEHARUSAN KITA MENYEDIAKAN DIRI KITA MEMILIKI DAN MEMPRAKTEKKAN WATAK KLAS BURUH. KITA HARUS BERANI MEMILIKI DAN MEMPRAKTEKKAN DEMOKRASI PROLETAR DAN KOLEKTIFITAS. KITA HARUS BERANI MENGOREKSI LANGKAH KITA YANG BERLALU UNTUK KITA DAPATKAN PRAKTEK BARU YANG LEBIH MAJU, SEBAGAI BENTUK TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI KELAS BURUH TERHADAP PERJUANGAN KELAS BURUH.

MARI BELAJAR DAN BEKERJA SAMA DALAM PARTAI POLITIK PST UNTUK MEWUJUDKAN PERUBAHAN SEJATI....... !!!!!!!!!!!

No comments: